Relasi Antara Kema'suman dan Kerasulan Nabi Muḥammad saw (Studi Analisis Tafsīr Al-Mīzān Karya Sayid Muḥammad Husain Ṭabāṭabā‟ī)

Item

Title
Relasi Antara Kema'suman dan Kerasulan Nabi Muḥammad saw (Studi Analisis Tafsīr Al-Mīzān Karya Sayid Muḥammad Husain Ṭabāṭabā‟ī)
Creator
Fauziyah
Date
2019
Publisher
STAI Sadra
Language
Bahasa Indonesia
Abstract
Muḥammad adalah seorang nabi dan rosul pungkasan yang sangat berkontribusi dalam dunia Islam, khusunya dalam perkembangan Islam. Sebagai seorang nabi dan rosul tentulah ia harus terhindar dari segala kesalahan, maksiat, dan dosa sebagaimana yang sudah dijelaskan di dalam al-Quran. Akan tetapi dalam fakta sosial terjadi beberapa isu kenabian yang mengotori kesuciannya seperti adanya pengakuan nabi palsu, dan klaim nabi Muḥammad sesat. Tidak hanya itu, dalam dunia penafsiran pun terjadi kontrofersi terkait isu kenabian, khususnya perihal kema'suman.

Semua madhab Islam mengakui kema'suman nabi, baik secara eksplisit maupun secara implisit. Hanya saja, konsep kema'sumannya yang berbeda. Perbedaan ini bisa dilihat dari pemahaman masingmasing terhadap qaẓa dan qadar; Apakah seseorang mempunyai kehendak atas dirinya sendiri, atau hanya menjalani kehidupan sesuai
apa yang telah digariskan oleh Allah saja. Serta bagaimana relasi antara keduanya ketika dihubungkan dengan ektensi (misdaq) masing-masing; apakah keduanya saling bertemu atau tidak.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang memusatkan perhatian pada pandangan-pandangan tokoh dan kajian teks dengan teknik pengumpulan data yaitu studi kepustakaan (library reasearch) untuk mengkaji relasi antara kema‗suman dan kerosulan nabi Muḥammad saw (Studi Analisis Tafsīr Al-Mīzān Karya Sayid Muḥammad Husain Ṭabāṭabā‘ī). Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode tematik tokoh dan deskriptif analisis.

Hasil penelitian ini mengatakan bahwa relasi kema‗suman dan kerasulan nabi Muḥammad itu merupakan relasi umum dan khusus mutlak, yakni semua rasul ma'sum dan tidak semua yang ma'sum itu rasul. Berdasarkan ini juga, kema'suman nabi Muhammad itu disebabkan oleh kehendaknya sendiri, yaitu berdasarkan pengetahuannya terhadap bahaya dan buruknya dosa. Sehingga dari sana Allah memberikan ridho-Nya dengan menjadikannya seorang rosul dan jaminan muḥlas, yaitu orang-orang yang tidak bisa diganggu oleh bisikan dan rayuan setan.

Kata kunci: nabi Muḥammad , kerasulan, dan kema'suman
Subject
nabi Muḥammad , kerasulan, dan kema'suman